SOSIOLOGI POLITIK
ANALISIS ARTIKEL TENTANG
KEPEMIMPINAN
Dosen Pengampu: Wahyudi Winarjo,
Dr., M.Si
Oleh:
NUR LAILATUL MAGHFIROH
(201410310311050)
PROGRAM STUDI SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU
POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2015
MENUJU
POLITIK KEPEMIMPINAN
Politik kepemimpinan
demokratis merupakan kualitas manajemen kekuasaan yang sangat dibutuhkan untuk
mendekatkan prinsip-prinsip demokrasi ke dalam kehidupan rakyat serta
berhubungan langsung dengan kehidupan nyata masyarakat. Kepemimpinan politik
berhubungan dengan aspek moral dan psikologis yang harus dikembangkan pelaku
politik, terutama untuk merasakan kegelisahan sosial, menyusun kebijakan
politik dan mengamankan setiap kebijakan politik dengan keberanian dan keteguhan
sikap. Bicara seputar politik dan kekuasaan tidak dapat dilepaskan dari seluruh
perjalanan demokrasi di Indonesia. Kepemimpinan politik demokratis pada era
Orde mencatat mengalami banyak masalah. Akibat buruk dari kenyataan ini rakyat
harus membayar biaya yang mahal. Ketidakpastian waktu, biaya, dan siapa yang
bertanggung jawab adalah beberapa fakta empiris rusaknya layanan birokrasi. Kondisi
ini cukup lama terbangun sehingga membentuk sikap, perilaku dan opini bahwa
pejabat politik dan pejabat birokrasi tidak dapat dibedakan.
Kini, para wakil rakyat dan
semua pemimpin politik di segala level kekuasaan akan menjadi ujung tombak
kebijakan publik yang dapat memperkuat gagasan-gagasan besar ke-Indonesiaan.
Sikap dan tindakan politik yang lebih mengacu pada kepentingan publik, tidak
hanya ditentukan perangkat formal kekuasaan dan demokrasi. Dibutuhkan
kepemimpinan politik yang demokratis yang ditentukan oleh seberapa dekat
politik dengan rakyat, sebesar apa perhatian kekuasaan dan kekuatan politik
terhadap kehidupan sosial rakyat, seberapa besar keinginan bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat. Kepemimpinan politik dalam demokratis adalah rangkaian
kemampuan, kecerdasan personal dan institusional untuk menggerakkan
politik/kekuasaan bagi kepentingan masyarakat banyak. Kepemimpinan politik
tergambarkan dalam segala hasrat dan kehendak para pemimpin, bergerak melampaui
kepentingan diri dan kelompok. Kepentingan publik memerlukan kualitas
kepemimpinan politik demokratis dalam diri pelaku politik pada semua level,
baik nasional maupun lokal. Kepemimpinan politik merupakan salah satu kebutuhan
politik utama yang harus dikembangkan dalam arus besar reformasi demokratis
seperti sekarang ini. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mewujudkan
kepemimpinan politik demokratis, yakni mampu melakukan restorasi
sosial-ekonomi, mampu menjaga ruang publik, mampu mendobrak elitisme politik,
konsisten mengawal transisi demokrasi dan mampu membangun komunikasi politik.
Pengalaman menunjukkan, kepemimpinan politik akan menghadirkan banyak implikasi
yang tidak terkira dalam praktek sosial-politik, termasuk perilaku birokrasi.
Jika kekuatan politik hanya mengandalkan mekanisme “saling ejek-mengejek” dalam
membangun komunikasi politik, maka demokrasi tidak akan mengakar di tingkat
rakyat. Saling ejek di level elit politik menunjukkan keengganan menyelesaikan
persoalan kebangsaan dengan kualitas komunikasi politik yang dibangun dalam
keadaban yang kuat. Persahabatan politik antar pemimpin politik akan menetukan
kualifikasi kepemimpinan yang dibutuhkan dalam arus demokratisasi politik.
Seorang pemimpin politik tidak hanya berdebat dalam “ritual politik” yang
dibuat untuk memperkuat kekuasaan, namun harus mampu menghapus elitisisme
politik kekuasaan, berani mendekatkan jarak dengan masyarakat dan konstituen,
serta ikut merasakan penderitaan dan kesesakan sosial yang dialami oleh rakyat.
Pasca reformasi, Bangsa
Indonesia memerlukan upaya-upaya percepatan reformasi di tubuh birokrasi. Demokrasi
membutuhkan institusi untuk mempresentasikan nilai-nilai pemihakan bagi
kepentingan rakyat seperti, kesejahteraan, kemakmuran dan keadilan yang
merupakan cita-cita bangsa Indonesia. Untuk itu, perlu penguatan peranan
wawasan kebangsaan dalam mewujudkan keutuhan bangsa tidak terlepas dari empat
pilar utama kehidupan berbangsa dan bernegara (Pancasila, UUD 1945, NKRI dan
Bhinneka Tunggal Ika), karena melalui empat pilar tersebut maka segala
perbedaan agama, etnis, golongan dan daerah dapat dipersatukan demi keutuhan
NKRI. Pancasila adalah sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
Indonesia. UUD 1945 terkandung nilai dasar yang tidak boleh diubah, dan nilai
instrumen jiwa mental yang berkembang dinamis serta nilai praktis yang
sesungguhnya dilaksanakan. NKRI adalah raganya dan pancasila jiwanya sehingga
tidak bisa dipisah-pisahkan. Adapun Bhinneka Tunggal Ika meskipun berbeda-beda
tetapi pada hekekatnya bangsa Indonesia adalah tetap satu kesatuan. Sebentar
lagi bangsa Indonesia akan memilih Presiden dalam rangka mencari seorang pemimpin
dan bukan mencari seorang penguasa. Untuk itu, masyarakat Indonesia harus
cerdas dalam memilih Presiden/pemimpin, karena pilihan kita akan menentukan
nasib bangsa ke depan. Sementara itu, krisis sosial dan ekonomi dalam bentuk
kemiskinan, pengangguran, kekerasan dan lain-lain, membawa pesan adanya
kebutuhan mutlak untuk membangun kembali kehidupan bersama yang berkeadilan dan
demokratis. Generasi muda adalah generasi penerus Bangsa jangan sampai menjadi
calon-calon penerus para koruptor. Untuk itu, mengharapkan kepada masyarakat
tidak terprovokasi dan tidak terlalu membabi buta dalam memberikan dukungan
kepada kandidat, harus dalam kondisi damai. “Jangan sampai beda pilihan memecah
belah persatuan, siapapun yang menang harus dihormati, meski sulit situasi
tersebut harus disikapi dengan dingin dan jangan sampai yang menang berlebih
dalam gembira, begitu juga sebaliknya”. Sumber:
leuseruju-politik-kepemimpinan/antara.com/artikel-men.
PENDAPAT
MENGENAI ARTIKEL
Menurut
pendapat saya, kepemimpinan di Indonesia saat ini masih lemah kareda adanya
beberapa tindakan dan birokrasi yang tidak begitu baik. Sehingga menyebabkan
lemahnya kredibilitas pemimpin dimata rakyat dan lambatnya perkembangan Negara.
Seharusnya pemimpin sangat memahami kondisi Negara, masyarakat, kehidupan
sosial-ekonomi, masalah-masalah yang sedang dihadapi rakyat dan lain-lain
dengan cara benar-benar menjadi pemimpin yang amanah dan memiliki progress
untuk perubahan. Karena Indonesia memiliki empat pilar utama kehidupan
berbangsa dan bernegara, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal
Ika. Yang seharusnya pula dapat menjadi pedoman dan dasar untuk melakukan
revolusi agar bangsa ini tidak terus-menerus berada dibelakang.
Selain
itu, pemerintah harus pro-rakyat dan juga sebaliknya. Karena pada saat ini
tidak sedikit para calon pemimpin memanfaatkan suara rakyat dengan cara
membelinya hanya untuk kepentingan golongan. Jadilah masyarakat cerdas yang
jeli melihat visi misi, tujuan dan kepentingan calon. Yang terpenting adalah menjadi
pemimpin yang bijaksana, amanah, pro-rakyat dan membawa perubahan, karena
bangsa besar ini membutuhkan sosok pemimpin yang revolusioner.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar